Mas Marco Kartodikromo – Student Hidjo 5

Roman Student Hidjo berlatar kejadian di tahun 1912-1913 saat arus pergerakan dijalankan dengan perkumpulan modern (sarekat) dan medium jurnalistik dan literasi sebagai model penggalangan “opini umum”. 

Di masa ini frase “merdeka” masih sangat samar, namun bibitnya mulai ditanam dalam ikhtiar menyuarakan kesetaraan. Bahwa Bangsa Hindia dan Bangsa Eropa pada hakikatnya adalah sederajat. Politik kolonial yang buaslah yang membuatnya menjadi timpang. 

Hidjo cepat-cepat kembali ke tanah Jawa tanpa menyelesaikan studinya di Delft, Belanda adalah keputusan Marco bahwa yang terpenting bukan soal menjadi ingeniuer, sinyor, melainkan bagaimana menggerakkan “Anak Hindia” untuk menggenggam api dan berkata bersama, “Anak Hindia Sudah Berapi”.

Mengurai trisum kesetaraan yang diperjuangkan Marco dalam Student Hidjo maka pantas sejarah sastra yang dikendalikan “otoritas literasi” bernama Balai Poestaka mengabaikannya dan bahkan mem-peties-kannya dalam lini masa sejarah; selain karena Rinkes yang merupakan pendiri Balai Poestaka merupakan sosok yang “digebuk” oleh Marco Kartodikromo di Doenia Bergerak sejak koran galak ini pertama kali terbit pada Januari 1914, satu abad silam.
 
Marco memang menjadi anomali dalam sejarah kanon sastra. Lantas kita menemukan Balai Poestaka akhirnya memutuskan bahwa Azab dan Sengsara karya Marah Roesli sebagai tonggak lahirnya “Sastra Modern Indonesia”. Tonggak yang tetap berdiri kukuh hingga sekarang. 

Padahal, Student Hidjo lebih tua setahun ketimbang Azab dan Sengsara itu. Nasib roman Student Hidjo kemudian memiliki kesamaan tragika dengan riwayat hidup Marco sendiri. Dipenjara berkali-kali dan mati sebagai tahanan politik komunis di Boven Digoel pada tahun 1932.

[Ulasan ini disampaikan pertama kali di #FestivalSastraSolo2014, 22 Februari 2014, Balai Soedjatmoko, Solo. Festival ini diselenggarakan Komunitas Menulis “Pawon”]


Mas Marco Kartodikromo – Student Hidjo 1


Mas Marco Kartodikromo – Student Hidjo 2


Mas Marco Kartodikromo – Student Hidjo 3


Mas Marco Kartodikromo – Student Hidjo 4