Buku ini berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur, dengan subjudul Memoar Luka Seorang Muslimah. Ditulis oleh Muhidin M Dahlan. Buku yang saya miliki ini adalah cetakan ke-8, Desember 2005. Cetakan pertamanya dibuat bulan Oktober tahun 2003. Dalam 2 tahun buku ini bisa naik cetak sampai 8 kali. Bisa disimpulkan dengan sederhana, buku ini ternyata cukup “laris”.
Selain kesimpulan laris di atas, sesungguhnya buku ini mendulang kontroversi yang tak sedikit. Ada tambahan di bagian akhir buku ini yang menceritakan berbagai tanggapan dari pembaca. Dari tanggapan memuji, biasa, bahkan ada yang mendoakan penulisnya masuk neraka. Buku seperti apakah ini sesungguhnya? Sehingga ada yang beranggapan penulisnya pantas berakhir pada sebuah penyiksaan.
Kalau kita akan meletakkan buku ini dalam sebuah kategori, mungkin bisa membingungkan. Sebuah kisah nyata atau karangan belaka? Penulis telah menjawabnya dengan menyatakan bahwa buku ini berdasarkan kisah nyata. Lalu bahan tersebut dijalin, disusun, dijadikan sebuah buku. Tentu saja dengan menyembunyikan atau setidaknya menyamarkan berbagai identitas asli dari berbagai hal yang terlibat.
Yogyakarta, Aktivis Islam, Negara Islam, Lelaki, Pelacur, Pemuka Agama, Tuhan adalah bagian-bagian utama dalam buku ini. Semuanya hadir dalam perjalanan hidup tokoh utama yang bernama Nidah Kirani. Alur cerita dalam buku ini tak akan memusingkan kepala. Berjalan dengan lancar, urut dari awal sampai akhir, bagaikan sebuah buku harian seorang putri yang kembali kita buka dan baca dengan teratur. Tak ada yang istimewa. Juga dengan rangkaian kata dan kalimat yang tergolong sederhana namun dengan rasa sastra. (Ah apa pula ini?).
Namun peristiwa di dalamnya bukanlah sesuatu yang biasa. Inilah yang mengantarkan penulisnya menjadi terdakwa bagi yang tak setuju atas isi tulisannya. Tokoh utama yang memulai dengan pergulatan mencari Islam yang kaffah. Semangat yang sangat besar dalam berjuang. Lalu menemukan kekecewaan, dan berakhir menjadi seorang pelacur. Sebuah kisah yang tragis, bahkan untuk sebuah cerita karangan belaka, ini memang tragis. Apalagi buku ini berdasarkan sebuah kisah nyata.
Namun peristiwa di dalamnya bukanlah sesuatu yang biasa. Inilah yang mengantarkan penulisnya menjadi terdakwa bagi yang tak setuju atas isi tulisannya. Tokoh utama yang memulai dengan pergulatan mencari Islam yang kaffah. Semangat yang sangat besar dalam berjuang. Lalu menemukan kekecewaan, dan berakhir menjadi seorang pelacur. Sebuah kisah yang tragis, bahkan untuk sebuah cerita karangan belaka, ini memang tragis. Apalagi buku ini berdasarkan sebuah kisah nyata.
Apakah yang ada dalam fikiran anda, ketika seorang wanita saleh, berpakaian yang sopan, taat beribadah, tahajjud, puasa sunah, menjaga pergaulan, lalu dalam sekian tahun kemudian anda temukan menjadi seorang pelacur? Namun demikianlah cerita dalam buku ini. Sebuah organisasi yang punya cita-cita mendirikan negara Islam, akhirnya memberikan kekecewaan pada Nidah Kirani. Dan setelah itu mengalirlah kehidupannya dalam jalan-jalan gelap pekat.
Banyak yang dikuliti dalam kisah ini. Banyak yang dipertanyakan. Banyak yang digugat. Iman yang anda miliki akan diusik. Berbagai hal bisa dijungkirbalikkan. Yang diperlukan setelah membacanya adalah merenung. Mencari hikmah. Sangat tak pantas jika selesai membaca buku ini segera membuka mulut lebar-lebar untuk menelan penulisnya (Misalkan demikian yang ada dalam niat pembaca).