::gus muh
Bahkan penulis pun punya tubuh yang kuat dan segar. Bahkan pembaca pun memerlukan tubuh yang sehat dan kuat. Menulis dan membaca adalah kerja yang menguras tenaga dan membutuhkan waktu yang terus-menerus tanpa henti. Bagi penulis profesional menulis adalah kerja seumur hidup. Sadar dengan itu memelihara kesehatan fisik menjadi hal penting. Dengan alasan itulah Sepeda Buku harus ada. Dengan kesadaran macam itulah perpustakaan tempat saya sehari-hari berkhalwat kembali menafakuri aktivitas fisik sebagai bagian tak terpisahkan dari kerja buku.
Yukio Mishima, novelis terkemuka asal Jepang adalah sedikit penulis yang betul-betul memperhatikan tubuh sebagai bagian yang inheren dalam karyanya. Ia memelihara tubuhnya dengan olahraga fisik yang menantang. Mishima memang seorang serdadu dan terbiasa dengan urusan tubuh. Selain Yukio ada sederet lagi penulis yang ikut dalam dinas kemiliteran yang tentu saja mendapatkan tempaan olah fisik yang ketat. Sebut saja misalnya Ernst Hemingway dan Rimbaud. Ada juga penulis-penulis yang ditempa di alam pembuangan yang memaksa kerja fisik yang ekstra berat. Itulah dialami Aleksandr Solzhenitsyn. Itulah yang dialami Pramoedya Ananta Toer.
Kerja fisik yang disiplin melancarkan detak jantung dan peredaran darah menjadi lancar. Bukankah kondisi seperti yang membuat seseorang merasa segar, kuat, dan tak mudah lelah. Selain itu, pembakaran lemak mutlak dilakukan agar tubuh tumbuh dengan wajar. Berkeringat setiap hari sudah cukup bagi fisik untuk memperoleh haknya agar tak tumbang dalam waktu cepat.
Pikiran yang cemerlang yang disanggah tubuh yang kuat memiliki potensi bertahan lama dan berproduksi lebih banyak ketimbang fisik yang sakit-sakitan dengan pola makan yang juga sama buruknya.
Bersepeda ke perpustakaan. Bersepeda mengangkuti buku dari shoping ke perpustakaan. Bersepeda menjelajahi ruang-ruang publik dengan buku sekotak adalah cara-cara termurah memberi hak pada fisik agar menyanggah ide-ide cemerlang yang disuburkan kepala yang sehat dan tak sakit sebelah.
Bersepeda! Sehat fisik itu murah kan! Kalau ke Yogyakarta, cobalah mengayuh sepeda buku di perpustakaan Indonesia Buku!