Segelas STMJ

Boleh hangat ataupun dingin, silakan dipesan!!!

Angkring Susu. Di lembar daftar menu, seekor sapi betina berdiri separuh badan. Tetek bengkak. Lambung kurus. Menu berbaris-baris di kertas B5 itu menu. Minumannya susu dan turunannya. Makananannya roti-pisang bakar dan turunannya.

Dan STMJ. Nyaris di semua depot susu menyediakan menu dengan akronim mirip salah satu SMK dengan warga laki terbanyak di Indonesia itu. Termasuk Angkring Susu di depan gang SMP Taman Dewasa Kumendaman ini. Sekira 300 meter dari bangjo Plengkung Gading, Keraton, Jogja.

Tak terlalu ingat kapan pertama kali memesan Susu Telur Madu Jahe alias STMJ ini. Terkesima juga dengan keberanian pencipta minuman ini: mencampur empat unsur dalam satu gelas. Tentu keterkesimaan itu tak seterperangah dengan kopi panas yang dicampur bara arang dan bernama kopi joss di emperan kiri gerbang Stasiun Tugu.

Tak usah disebut apa khasiatnya. Bagi yang selalu pulang malam-malam, menghidupkan nyala kreativitasnya seperti kelelawar, STMJ adalah suplemen. Kopi? Kopi yang menyalangkan.

STMJ adalah minuman ciptaan yang membuat saya kehilangan rasa “jijik” meminum telur ayam kampung secara mentah. Walau sejak kecil selalu melihat telur-telur ayam dipecahkan dan dituang ke mulut-mulut orang dewasa di sekitar saya, masih terasa begidik. Dan tentu saja aromanya yang bacin.

Pengoplos STMJ berjasa menyelesaikan “trauma” bau telur-kampung-mentah. Karena itu jika ada depot susu di pinggir jalan, ketika menaiki sepeda, selalu tergoda untuk singgah. Tapi umumnya menolak dibungkus. Harus diselesaikan di tempat.

Mau mencoba STMJ? Tak harus kamu sekolah atau kartu pelajarmu pernah bertuliskan STM. STMJ minuman yang baik. Tapi siapa pencipta minuman ini? Siapa pun dia, orang itu adalah pemberani. Lho.