KEMBARAN — Little Farm adalah nama asrama bagi Polito cs. Dengan lebar 75 cm, panjang 210 cm, dan tinggi 150 cm, Little Farm bisa menampung 30 warga. Mulanya dibikin di Sungai Cemplung (di utara rumah Pak Pekik). Lalu diselesaikan di bantaran Sungai Kontheng.
Asrama ini berbentuk fixed dan bisa dipindahkan di mana pun disukai. Seperti kemah. Jika Polito cs ingin tinggal di samudera rumput di bantaran Sungai Kontheng di lereng Sempu, tinggal asrama Little Farm diangkat bersama-sama. Mirip dengan rumah tradisional orang-orang Bugis atau Kaili yang bisa dipindah dengan cara digotong secara bersama.
Little Farm dibuat dua lantai. Di malam hari, Polito dan teman-temannya dibantu untuk tidur di lantai dua. Selain mencegah angin malam yang membawa udara dingin, tidur di lantai dua memungkinkan semua warga Little Farm tidak diterjang banjir bandang saat hujan lebat turun di tengah malam. Di lantai dua, semua warga tidur berdempet-dempetan seperti lazimnya kehidupan di asrama. Satu kamar untuk 28 remaja. Bedanya, di Little Farm semua jenis kelamin, berbaur. Igel dan El-Macho, misalnya, tak ada kamar pemisah. Lantai tempat tidur dibuat renggang 3 cm agar feses Polito cs jatuh ke kakus.
Di malam hari, jatah ngemil tetap disediakan. Selain agar di asrama tetap terasa seperti di night club dengan lampu remang, ketersediaan jajanan malam hari membantu Polito cs bisa tidur nyenyak tanpa gelisah tembolok keroncongan. Pukul 12 malam, lampu dimatikan. Ah, tiba-tiba mirip dengan kebijakan PLN di Papua. Tapi pemilik asrama berpendapat bijak: mematikan lampu di malam hari untuk membantu warga asrama bermimpi lebih panjang dan tidak membuat suara ribut di tengah malam yang bisa mengundang hadirnya predator.
Usai subuh ketika semburat matari bermunculan dari sela-sela daun bambu yang rimbun adalah saat yang pekak. semua warga asrama seperti ditakdirkan untuk bangun pagi dan membuat suara gaduh sejadi-jadinya. Kaki dihentak-hentakkan di lantai. Suara mereka tiada henti seperti melafadzkan lirik lagu pagi hari yang ceria. Lebih memekakkan telinga daripada suara kerumunan lebah yang sedang melakukan migrasi ke Gunung Sempu.
Suara seperti pasar dalam kota itu sebetulnya memohonkan hal yang sederhana: SIAPKAN SARAPAN PAGI KAMI! Seperti anak-anak sekolah yang bersemangat, pagi adalah saat makan terlahap dilakukan setelah semalaman dibuai mimpi panjang seusai lampu PLN mati oleh sebuah kebijakan mulia untuk mencegah bila ada yang begadang berlebihan dan melupakan datangnya waktu pagi yang indah.
Pagi adalah waktu yang lapar. Tapi Polito cs ini harus tahu diri dalam menuntut hak-haknya. Semalaman tak henti-henti mereka mengeluarkan feses. Bahkan saat tidur pulas sekalipun. Mereka harus tahu bahwa Dinas Kebersihan harus bertindak lebih awal sebelum hak mereka dipenuhi. Jadwal sudah ditetapkan. Tak ada makan pagi sebelum Dinas Kebersihan melakukan tugasnya menyingkirkan semua feses. Polito cs memang hidup serba diatur. Semuanya memang begitu. Dan itu hukum pagi di Little Farm! TAK ADA MAKAN KALAU ASRAMA KOTOR!
Hukum pagi kedua yang menyusul adalah makan harus di hall lantai satu. Tiga meja gantung besar berwarna kuning sudah siap di hall saat lantai satu sudah bersih dari kotoran dan bau feses sudah terkubur di tanah di halaman asrama. Tak ada aturan bagi siapa pun di meja gantung kuning mana mereka harus makan. Semuanya dilakukan bersama-sama. Turun bersama (kadang saling dorong), dan menghadapi makanan juga berama-ramai (kadang ada yang usil memukul dan menginjak kepala temannya untuk mendapatkan tempat yang lowong).
Minuman juga sudah tersedia secara prasmanan. Kadang jika ketua asrama sedang miskin karena tulisan ditampik redaktur koran, minuman yang tersedia hanya air sumur bening yang dingin. Tapi jika ada persediaan jamu herbal, air bening itu dicampur dengan jamu. Megap-megap memang berkumur dengan jamu di pagi hari. Tapi yakinlah, minuman itu berguna menyegarkan, menguatkan, dan sekaligus menghangatkan badan dari serbuan penyakit di udara bebas. Jika si pemilik asrama lupa membeli kretek di hari itu, biasanya tersedia minuman istimewa vitamin. Keistimewaannya setara dengan minuman-minuman instan campur buah ini dan itu yang dijual di semua indo-januari dan alfa-april yang tersebar hingga ke kecamatan-kecamatan.
Dana kretek digantikan minuman instan untuk memenuhi selera pagi warga Little Farm.
Tapi apa pun minumnya, makannya tetap be-er dan dedak yang dicampur dengan daun-daunan kangkung, bayam, talas, singkong, kemangi, dan pepaya. Daun-daunan itu disajikan secara mentah khas kuliner sunda.
Waktu makan dan minum hanya sekira 45 menit sebelum aktivitas gerak badan dimulai di lapangan samping asrama. Halaman semi tertutup itu dinamakan Flying Sport. Gerak badan wajib dilakukan semua warga asrama. Dan tampaknya tak ada kesulitan bagi semua mereka melakukannya, seperti naluri makan. Makan yang rakus tanpa diimbangi dengan gerak badan adalah perbuatan menganiaya diri sendiri. Tembolok memang punya hak untuk diisi terus-menerus, tapi anggota tubuh lain mestinya beroleh hak lewat gerak badan untuk memperkuat pertahanan tubuh dari serangan penyakit ganas yang mematikan. Imunisasi yang sudah dua kali dijalankan saat berusia 4 hari dan 30 hari saja tak cukup. Gerak badan di bawah sinar matahari pagi seperti soal sepele, tapi inilah cara termurah dan tentu saja cara benar untuk memperpanjang usia hidup.
Salah satu kegiatan gerak badan yang paling diminati adalah Flying Sport. Olahraga terbang. Satu atau tiga warga sekaligus mengambil posisi meluncur dengan cara berlari secepat-cepatnya dengan mengambil gaya seperti seekor burung terbang. Kadang-kadang terjadi benturan satu dengan lainnya. Kalau sudah begitu, salah paham tak bisa dihindari. Perkelahian Polito dan El-Macho yang menyebabkan si El seharian menjadi target pukul Polito bermula dari gerak badan Flying Sport ini. Demikian juga ketika Polito memukuli satu per satu temannya yang mengenakan zirah putih yang sama dengannya. semuanya bermula dari Flying Sport. Namun cekcok itu berakhir damai sentosa di meja makan gantung warna kuning. Perut kenyang memang membikin damai.
Saat tembolok sudah terisi penuh, secara naluriah semuanya bergerak meninggalkan meja gantung kuning dan perlahan-lahan melakukan kegiatan mandi pasir sekaligus mandi matahari. Semuanya terlihat sangat damai. Tak ada dendam. Tak ada iri hati. Tak ada lagi si kuat yang sombong. Tak ada pemarah dan si rakus yang menyembunyikan makanan untuk dirinya sendiri. Semuanya selesai saat itu, semuanya berbagi apa yang ada. Di pasir-pasir tanah, di area piknik yang disediakan pemilik asrama, secara bersama-sama berbaring dan menikmati pasir yang mengguyuti kulit yang perlahan menghangat oleh siraman matahari pagi. Bahkan, ada yang sampai memejamkan mata.
Tembolok yang terisi penuh, gerak badan yang cukup, dan mandi pasir di bawah matahari adalah kebutuhan utama warga asrama Little Farm. Tak lebih dari itu. Damai dan bahagia dalam kebersamaan itu sederhana, PSP, yakni: pangan, sport, dan piknik!