Si Tetelo Putih

KEMBARAN — Dengan zirah putih dan jenggernya yang mirip punk itulah dia disebut Nona Punk Putih. Namanya kemudian menjadi Tetelo oleh sebuah sebab. Dia adalah salah satu yang terlincah seisi asrama Little Farm di Kembaran RT 02, Tamantirto, Kasihan, Bantul sebelum ditemukan pada 3 Maret sore hari wajahnya pucat pasi. Zirah-zirahnya mengembang seperti menahankan dingin oleh hujan yang datang tiba-tiba mengguyur. Kaki-kakinya yang lincah bergerak seharian memburu makanan atau sekadar bermain kejar-kejaran nyaris tak kuat menahan beban tubuhnya yang ringkih.

Diagnosis pertama dipastikan: Si Nona Punk Putih sakit! 

Langkah pertama pun dilakukan. Setelah tirai malam turun menggantikan siang, Si Nona Punk Putih diambil dan dikarantina di sebuah sanatorium biru dengan alas motif suratkabar. Tubuhnya ditutupi dua kain tebal. Mulutnya yang tak bisa terbuka untuk mekanan dibuka paksa untuk membubuhkan kasul Zinc. Sebuah kapsul vitamin penguat stamina. Dua puluh menit pertama kapsul itu bereaksi. Si Nona Punk Putih sudah mulai mengeluarkan suara. Seperti rintihan kecil yang sebelum minum obat suaranya yang biasanya cerewet nyaris hilang.

Dianjurkan kepada Si Nona Punk Putih untuk beristirahat cukup dengan diiringi soundtrack Schindlers List. Suara musik yang menyayat-nyayat itu diharapkan bisa membuatnya lelap dan sekaligus menghilangkan kebiasaannya yang kerap “tidur ayam”. Istirahat yang cukup barangkali bisa memulihkan staminanya yang terkuras habis.

Mungkin Si Nona Punk Putih lelah dan tertekan di asrama yang riuhnya naudubillah. Mungkin juga dia frustasi melihat teman-temannya saling berkejaran, menggigit, dan memukul temannya sendiri secara berlebihan.

Si Nona Punk Putih istirahat yang banyak. Obat herbalnya pun disiapkan saat pagi menjelang. Jamu itu campuran dari tumbukan halus temulawak, kencur, kunci, jahe, kunyit, dan gula merah. Semuanya itu untuk menghangat tubuhnya yang sepanjang malam diolesi minyak kayu putih.

Semua itu dilakukan oleh otoritas Little Farm untuk menghindarkannya dari nasib buruk yang dialami salah seorang rekannya di usianya yang ke-42 hari masuk ke kamar penjagalan. Tak ada satu pun staf Little Farm mengharapkan bahwa nasibnya begitu dini juga menyusul melangkah menuju kamar penjagalan itu. Ah, betapa murungnya seisi Little Farm kalau tahu ketika hari buruk itu menjadi kenyataan, seperti manusia-manusia Yahudi yang digiring pemuja fasisme ke kamp kematian seperti tergambar dalam film dengan warna suram di Schindlers List.

Nona Punk Putih a.k.a Tetelo, memang sembuh dan memperlihatkan keceriaan dan kelincahannya kepada dunia! Sebab dia adalah harapan Little Farm untuk menghasilkan telur yang banyak dan sehat.

Tetelo sedang tetirah di pinggir danau

Little Farm, Dunia Ayam
Kembaran RT 02, Tamantirto, Kasihan, Bantul