Remaja dengan dada tegak ini bernama Mojo Jr. Ia adalah buah perkawinan antara Den Mojo dan Putih Bettina sekira 6 bulan silam, saat tanah masih basah-basahnya. Saudara dan saudari Mojo Jr sebetulnya ada 11, namun nasib mereka tak terlalu beruntung. Ada yang masuk dalam daftar jagal karena tumbuh dengan tidak keren dan ada yang mati begitu saja lantaran kerasnya hidup kolektif dan kolegial di asrama yang sempit, Little Farm.
Saat Mojo Jr berusia 3 purnama, ia masih memiliki saudara kembar. Nahas bagi saudara kembarnya itu, pagi-pagi sekali ia sudah terbujur kaku. Mungkin karena tak kuat menahan haus di dalam kamarnya karena tak ada persediaan air minum selama sehari semalam. Atau ia merencanakan bunuh diri yang sunyi. Entahlah, Bareskrim gak mau tahu. Kenyataannya, Mojo Jr kemudian menghadapi hidup sendirian dengan dada tegak. Seperti seorang Marxis yang tabah.
Hari senin yang kalian benci itu, pagi hari yang diselimuti asap pembakaran sampah, Mojo Jr memulai kehidupan dewasanya. Saat kamarnya terbuka, ia berteriak selantang-lantangnya. Hanya sepersekian detik ia sudah berlari kencang memburu, astaghfirullah, si Putih Bettina, ibunya sendiri, yang dalam waktu bersmaan menghirup bau terang tanah. Karena lelah diburu terus, akhirnya sang ibu berhenti, jongkok, dan dewasalah Mojo Jr. Dan semua itu disaksikan langsung bapaknya sendiri, si Mojok di balik terali kamar yang masih belum terbuka. Si Den Mojo tentu saja murka. Tapi apa boleh bikin, jeruji yang masih menutupi peraduannya terlalu kuat untuk ditembus.
Saya lalu mengambil tindakan cepat, menjadi penghulu, saat “matahari menyingsing” (frase basi). Keduanya kini resmi jadi pasangan baru. Ngamar bersama hingga dua purnama ke depan.
Sementara itu, Den Mojo, yang tinggal di kamar atas, tepat di atas pasangan baru Mojo Jr dan Putih “Bunda” Bettina kian ke sini mengalami defisit hidup: sering sesak napas dan mata kirinya merah yang membuatnya kini nyaris buta. Saya enggan membawanya ke dokter. Si Den Mojo tentu tak membayangkan di sisa hidupnya menjadi kiri dengan facestyle seperti bajak laut.
Sore sebelum Mojo Jr kawin dengan ibunya sendiri, Den Mojo juga menemui nasib sial: tercebur dalam kolam berlumpur. Ditolong tetangga. Dimandikan saat “senja turun menuruni tangga di langit barat” (kalimat basi, lagi). Dan ia kedinginan sendiri dalam kamarnya yang berukuran 40x50cm. Nasib memang kesunyian masing-masing, mas Den Mojo. Kasihan. Mampus kau dikoyak-koyak sakit saat Mojo Jr sedang menikmati bulan madunya, dengan, duh, duh, duh, bundanya sendiri.
Mojok JR sedang mojok bersama ibunya yang juga istrinya (1) |
Ibu Mojok JR malu difoto (2) |
Mojok JR dan ibunya berpose (3) |
Mojok JR yang bahagia dan sah jadi pejantan (4) |