Jika kamu meresensi buku mengejar kebaruan dalam tema dan kekinian dalam tarikh penerbitan untuk koran-koran, majalah, blog, dan mikroblog, percayalah, ada orang yang justru berjalan kebalikannya. Tidak pula ia seperti Janus yang menyongsong masa depan dengan berjalan menghadap ke belakang. Ia justru berlari dan turun ke sumur masa silam yang dan berhenti pada naskah pertama kali diterbitkan di atas daun tal.
Si peresensi itu bernama Prof. Dr. R. M. Ng. Poerbatjaraka, seorang bangsawan keraton Kasunanan Surakarta.
Namanya adalah jaminan mutu dari sebuah pencarian literatur dari masa yang tak hanya jauh, tapi juga hulu. Ia adalah sarjana sastra Jawa yang linuwih dengan disertasi yang memukau banyak akademia di Universitas Leiden dua tahun sebelum Kerapatan Pemuda berlangsung di Batavia, Agastya in den Archipel.
Namanya juga adalah prasasti dalam ilmu sastra dan bahasa, terutama Jawa Kuno dan Sanskerta. Bagi mahasiswa sastra di perguruan tinggi dengan label Fakultas Sastra di Universitas Indonesia (Indonesia) dan Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), ketahuilah, Poerbatjaraka yang mendirikannya.
Bacalah buku terbitan Djambatan tahun 1952, baik yang berbahasa Jawa maupun Indonesia berjudul Kapustakan Djawi atau Kepustakaan Djawa, kamu temukan nama Purbatjaraka sebagai seorang peresensi buku pilih tanding.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, ia ahli sebagai kurator naskah berhasa Jawa dan Sanskerta yang kemudian membawanya menjadi kurator dan penyusun katalog manuskrip Jawa di Museum Gajah, Jakarta (sekarang Museum Nasional). Pekerjaan dan keahlian itu yang membawanya pada suatu kerja pembuatan resensi.
Selanjutnya, baca di buku Inilah Resensi: Tangkas Menilik dan Meresensi Buku
Sumber gambar: Fred Pixlab_@fredpixlab / Unsplash