:: gusmuh
Partai Komunis Indonesia (PKI) berjaya di 3.021 TPS di Karesidenan Surakarta, antara lain di Kota Besar Surakarta (Solo), Boyolali, Sragen, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, dan Wonogiri.
Kemenangan ini menjadikan Karesidenan Surakarta, terutama Solo, sebagai kota merah yang diperhitungkan dalam sejarah (politik) Indonesia. Merahnya Solo di Pemilu 1955 adalah pembuktian kuantitatif dari sebuah sejarah panjang di mana kota ini melahirkan pembangkang-pembangkang semacam Marco dan Misbach serta tanah yang subur bagi lahirnya koran-koran pamflet.
Huru-hara politik Madiun 1948, Solo/Karesidenan Surakarta juga menjadi salah satu titik sentral mula-mula bagaimana api itu membakar politik hingga menjadi panggung pembunuhan besar-besaran dari kalangan kiri-merah secara horisontal di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Surakarta, terutama Solo, pada akhirnya merupakan simbol bagaimana Jawa memangku komunis dengan manis di suatu masa yang jauh.
Kecuali Sragen dan Karanganyar, PKI memang berjaya. PKI bahkan menang telak di Solo, Boyolali, Sukoharjo, dan Klaten.
Inilah daftar lengkap rekapitulasi akhir suara dari Karesidenan Surakarta pada Pemilu 1955:
Solo (233 TPS)
PKI: 78.010
PNI: 34.017
Masjumi: 28.058
Karanganyar (253 TPS)
PNI: 72.834
PKI: 48.182
Masjumi: 14.339
Sragen (708 TPS)
PNI: 132.666
Masjumi: 39.730
PKI: 27.608
Boyolali (521 TPS)
PKI: 150.097
Masjumi: 29.947
PNI: 43.398
Sukoharjo (196 TPS)
PKI: 95.149
PNI: 49.011
Masjumi: 15.014
Wonogiri (611 TPS)
PNI: 167.075
PKI: 142.540
Masjumi: 25.567
Klaten (499 TPS)
PKI: 204.869
PNI: 109.667
Masjumi: 48.530