Membangkitkan Jiwa Sastra Saya

::bookslavrs

Sebuah pengakuan dari seorang sastrawan mengenai kisah hidupnya sendiri. Berisi pengalaman-pengalamannya mencari jati diri, berinterkasi dengan manusia disekitarnya, berdialog dengan dirinya sendiri dan Tuhannya. Dengan bait-bait puisi yang galau! Terhadap seorang wanita yang tidak bisa disampaikannya melalui ucapannya. Uh! So sad..

Didalam buku ini tergambar emosi kejiwaan Muhidin M Dahlan begitu dalam. Bagaimana perjuangannya mempertahankan untuk tetap bisa makan hari ini, dengan terus mengirm tulisan-tulisannya kepada koran ternama di Indonesia. Perjuangan yang tak putus asa akhirnya membuahkan hasil. Tulisannya di muat di kolom opini sebuah koran tenar di halaman 4, yang pada saat itu adalah halaman angker, tidak semua penulis bisa menerobosnya. Sebuah kebanggan bagi dirinya dan mengangkat derajat dirinya di hadapan kawan-kawan seorganisasinya. Dengan sepeda kumbang tua khas Jawa, mencerminkan kesengsaraan hidupnya yang miskin.

Tulisan-tulisannya hampir sering dimuat di kolom tersebut pada koran yang sama. Tetapi ia tetap saja hidup sengsara. Ironis! Sebetulnya buku ini adalah hasil dari seorang wanita yang sempat mewawancarainya di Jogja. Ia membukukan karya M Dahlan karena rasa penghormatan kepada beliau sebagai sastrawan Indonesia yang benar benar berjiwa sastra, melekat ke hati. Sampai-sampai ia mengakhiri hidupnya dengan tertabrak sebuah bus pada saat akan pulang dengan memboseh sepeda tuanya.

Tragis!

Cerita ini begitu menyentuh emosi saya, menggugah perasaan dan mempermainkan gejolak hati ketika membacanya. Bagaimana ia menentang dosennya yang dianggapnya gila ketika ia menjadi seorang Mahasiswa jurusan yang tidak ada hubungannya dengan dunia sastra sama sekali! Ini yang membangkitkan jiwa sastra saya!! Rreerrr..

Buruan baca untuk mengasah kemampuan sastra kalian. Selami ceritanya, pahami gejolak sang penulis ketika menulis sebuah puisi! Wuiih.. Beracun!

Jalan Sunyi Seorang Penulis
Penulis: Muhidin M Dahlan
Penerbit: ScriPtaManent 2005