Keluarga batih saya tinggal di empat kampung, empat kecamatan, empat kabupaten, empat provinsi. Dan di semua sebaran itu, dimenangkan sepenuh-penuhnya oleh kandidat Joko Widodo dan Jusuf Kalla dengan angka yang meyakinkan.
Ibu saya tinggal di Desa Tondo, Kec Sirenja, Kab Donggala, Sulawesi Tengah dan sekaligus menjadi tempat berkumpulnya semua keluarga batih. Dari semua saudaranya yang berjumlah belasan orang, tinggal ibu, si bungsu, yang masih sehat dan hidup kini. Selain kedua orangtua, kakak dan adik juga tinggal di desa ini.
Bapak saya berasal dari Desa Bambalamotu, Kec Bambalamotu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Semua keluarga batih ayah saya, termasuk keponakan-keponakannya berkumpul di desa laut ini. Pada Desember 2013 saya mengunjungi kembali kampung mandar di gigir pantai ini atau 1/4 abad silam ketika saya terakhir kali bermain di sana. Saat 1/4 abad silam itu, satu-satunya moda transportasi yang tersedia adalah perahu motor atau perahu layar dari Pelabuhan Donggala-Bambalamotu.
Mertua saya berasal dari Desa Jambu, Kec Kayen Kidul, Kab Kediri, Jawa Timur. Semua keluarga batih istri saya berkumpul di desa yang hanya beberapa kelokan dari “Kampung Bahasa” Pare ini. Di desa ini juga kegiatan sastra kampung di Kediri hidup.
Adapun saya tinggal dan menetap di Dusun Kembaran, Desa Tamantirto, Kec Kasihan, Kab Bantul, DIY. Sebuah kampung yang dialiri sungai kontheng dan sungai cemplung. Salah satu padepokan seni terkenal di kampung ini adalah Padepokan Seni Bagong Kusudiardja. Seniman sepuh yang melegenda juga tinggal di kampung yang berada di kaki bukit sempu, Djoko Pekik.
Nah, di empat kampung, di empat kecamatan, di empat kabupaten, dan di empat provinsi di mana saya dan keluarga-besar tinggal, semua-muanya dimenangkan Joko Widodo dalam pagelaran dan perayaan Hari Raya Politik Indonesia.
Anggap saja ini adalah ikhtiar mudik, walau dengan membawa angka-angka.
(1) TONDO/Sirenja/Donggala/Sulawesi Tengah 66.12%
(2) BAMBALAMOTU/Bambalamotu/Mamuju Utara/Sulawesi Barat 73.17%
(3) JAMBU/Kayen Kidul/Kediri/Jawa Timur 69.46%
(4) TAMANTIRTO/Kasihan/Bantul/DIY 53.26%
Di bawah ini anggap saja keterangan tambahan.
Sirenja, Donggala, Sulawesi Tengah |
Di Kabupaten Donggala, dari 16 kecamatan hanya tiga kecamatan yang lepas dari Jokowi, yakni Banawa, Banawa Tengah, Labuan, Sindue, Tanatovea, dan Panembani. Sisanya disapu bersih oleh Joko Widodo dengan kemenangan total 57.18%. Saya rincikan nama kecamatannya yang barangkali belum pernah Anda dengar sebelumnya: Dampelas Sojol, Sojol Utara, Sojol, Balaesang, Balaesang Tanjung, Sirenja, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Rio Pakava, dan Banawa Selatan. Hampir semua kecamatan itu sudah pernah saya lewati dan singgahi. Panjang seluruhnya hampir 250 kilometer dengan mengikuti garis Pantai Barat.
Singkat kata, Joko Widodo menang di Sulawesi Tengah dengan perolehan suara 54.89%.
Bambalamotu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat |
Mari ke Kabupaten Mamuju Utara. Di kabupaten yang belum lama mekar ini terdapat 12 kecamatan dan semuanya dimenangkan Joko Widodo. Yang tertinggi adalah Dapurang 89.14%, disusul Lariang 79.96%, Baras 77.44%, Bulu Taba 76.90%, Sarudu 76.81%, Duripoku 74.80%, Pasangkayu 74.46%, Tikke Raya 73.83%, Sarjo 72.24%, Bambalamotu 67.70%, dan Pedongga 62.98%.
Secara keseluruhan di Sulawesi Barat Joko Widodo menang mutlak dan tampaknya tertinggi secara nasional, yakni 72.40%.
Kayen Kidul, Kediri, Jawa Timur |
Kita melompat ke Kediri. Kabupaten yang diapit Gunung Kawi, Gunung Kelud, dan Gunung … ini memiliki 26 kecamatan. Dan semua-muanya dimenangkan oleh Joko Widodo dengan angka-angka antara 60-70%. Padahal Kediri digadang-gadang bakal lepas karena muncul isu Pondok Pesantren Lirboyo ke kubu lawan politik Joko Widodo.
Inilah nama-nama 26 kecamatan di Kediri itu: Semen, Mojo, Kras, Ngadiluwih, Kandat, Wates, Ngancar, Puncu, Plosoklaten, Gurah, Pagu, Gampengrejo, Grogol, Papar, Purwoasri, Plemahan, Pare, Kepung, Kandangan, Tarokan, Kunjang, Banyakan, Ringinrejo, Kayen Kidul, Ngasem, dan Badas. Hampir separuh dari kecamatan itu sudah pernah saya kunjungi, baik hanya sekadar lewat maupun dengan tujuan tertentu. Di Semen, misalnya, terdapat kuburan Tan Malaka. Purwoasri dan Papar adalah pintu masuk dari barat ketika menuju Pare. Jika pergi ke Kota Kediri pasti melewati Pagu dan Plemahan. Sementara Kepung dan Plosoklaten saya ketahui saat menyigi nama Geertz di “Mojokuto”.
Kras adalah paling berkesan bagi saya karena inilah nama kecamatan yang selalu menghantui saya sewaktu masih aktif di Pelajar Islam Indonesia. Nama Kras adalah nama yang dijadikan PII sebagai basis narasi heroisme melawan PKI.
Begitulah. Oh, untuk seluruh Jawa Timur diambil alih oleh Joko Widodo dengan jumlah total suara 52.99%.
Tamantirto, Kasihan, Bantul |
Nah, di tempat saya menulis postingan ini, Desa Tamantirto, Joko Widodo menang dengan perolehan suara 53.26%. Termasuk Bangunjiwo dan Ngetisharjo yang masing-masing dimenangkan Joko Widodo dengan suara 50.59% dan 63.92%. Hanya Tirtonirmolo yang dimenangkan Prabowo Subianto 51.39%.
Apa artinya? Artinya adalah Bantul yang terdiri dari 17 kecamatan itu dimenangkan Joko Widodo dengan suara 53.60%. Ini nama-nama kecamatannya: Srandakan 54.63%, Kretek 51%, Pundong 55.49%, Bambang Lipuro 55.25%, Pandak 57.47%, Bantul 54.46%, Jetis 53.44%, Imogiri 55.30%, Dlingo 64.74%, Banguntapan 52.92%, Piyungan 53.38%, Sewon 55.13%, dan Kasihan 54.79%.
Hanya 4 kecamatan yang dimenangkan kandidat Prabowo Subianto: Sedayu, Pleret, Pajangan, dan Sanden. sedayu adalah kecamatan di mana Museum H.M. Soeharto dibuat oleh mantan istri Prabowo Subianto.
Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan dimenangkan kandidat Joko Widodo 55.86%.
Keterangan: Semua angka-angka itu berdasarkan Hasil Usaha dan Perhitungan Warga di kawalpemilu.org || Web ini membuktikan bagaimana warga mengelola dokumen dan arsip politik untuk kepentingan publik yang lebih luas. [gusmuh]