KEMBARAN — Polito awalnya bukan paling jago di antara ke-28 warga yang lain yang hidup sejak 13 Januari. Tapi sejak ia mengalahkan El-Macho yang bertubuh kekar di sebuah siang mendung, kekuasaannya tak terbendung lagi. Satu per satu diajaknya berkelahi. Dengan pakaian bulu warna putih seperti laskar yang petantang petenteng, bahkan ia hampir seharian mengejar semua anggota gengnya yang berpakaian bulu putih. Ia rupanya tak rela ada yang menyainginya. Terutama sekali yang berpakaian bulu yang berwarna seperti dirinya.
Polito saat berusia 5 hari |
Polito jadi lupa makan. Ia juga menjadi makhluk mengganggu sekawanannya menikmati hidangan makan bersama dengan bahan utama be-er, dedak, dan dedaunan (kangkung, pepaya, kemangi, sawi, bayam, pepaya, dan talas).
Polito membawa ketegangan baru, bahkan ketika umurnya masih sangat belia. Ketegangan yang ditimbulkan oleh pamer kuasa Polito, bahkan mengalahkan suasana berdarah-darah ketika Polita, rekan segengnya, di sebuah sore di hari yang lain, mendapatkan lehernya berlumuran darah. Semua-muanya bungkam bagaimana perkara leher Polita nyaris putus itu terjadi. Namun kecurigaan langsung tertuju pada Puss in Boots JR, si “harimau” kecil berbulu api yang sedari pagi gelisah di sekitar asrama Polito cs. Dialah yang dicurigai menorehkan luka cakar di leher Polita. Ah, kepala itu bisa putus jika saja Polita tak meronta melepas diri.
Polito, Polita, El-Macho, adalah tiga dari 28 yang tersisa warga Little Farm yang mulanya berjumlah 30. Di hadapan asrama mereka terbentang kebun sayur dan obat yang tak kalah kecilnya seperti sawi, kemangi, cabe, ubi jalar, serai, temulawak, lengkuas, jahe, laos, kunyit, pandan, dan lidah buaya. Di belakang asrama terdapat lapangan yang memanjang tempat mereka berkejaran, flying sport, atau mandi pasir bersama-sama, bertumpuk-tumpukan.
Polito saat berusia 140 hari |